Lima Alat Penting Dalam Kisah Doraemon
Bagi kamu yang suka baca komik Doraemon, atau menonton filmnya di layar kaca, tentu tahu betapa canggihnya peralatan yang dimiliki oleh robot kucing dari abad ke-22 ini. Petualangan Doraemon yang dikirim dari masa depan oleh Sewashi, untuk membantu kakek buyutnya, Nobita, merupakan buah karya mendiang Fujimoto Hiroshi (yang merupakan nama asli dari Fujiko F. Fujio). Manga yang telah dibuat dalam berbagai judul tv series, anime dan movie ini, masih digemari sejak tahun 1969 hingga sekarang.
Banyak di antara para penggemar Doraemon yang mengidamkan dirinya memiliki berbagai peralatan canggih yang diberikan kepada Nobita. Kantong ajaib, pintu ke mana saja, baling-baling bambu, mesin waktu, adalah sebagian kecil saja dari peralatan canggih Doraemon. Tahukah kamu, bahwa beberapa dari peralatan tersebut telah ada di dunia nyata Inilah 5 di antaranya:
1. Baling-baling Bambu
Ini adalah alat Doraemon yang paling sering digunakan selain pintu ke mana saja dan mesin waktu. Bahkan mungkin sejak episode pertama hingga episode terakhir baik manga, tv series maupun anime Doraemon, kita dapat temukan Nobita terbang menggunakan baling-baling bambu.
Dalam versi Doraemon, baling-baling bambu adalah semacam helikopter mini yang bisa menerbangkan manusia dan berbahan bakar baterai. Cukup ditempelkan di bagian tubuh mana saja, baling-baling bambu dapat membawa penggunanya ke mana saja dia ingin, cukup dengan memikirkan tempat yang dituju. Pengaturan kecepatan, ketinggian, arah dan sebagainya juga bisa dikontrol melalui pikiran penggunanya.
Di dunia nyata, alat yang paling mendekati wujud baling-baling bambu adalah GEN H4, sebuah helikopter mini untuk satu penumpang (satu tempat duduk) dan berbaling-baling yang dikendalikan menggunakan tangan. GEN H4 bahkan sudah mulai diperjual-belikan, walau mungkin belum tersedia di toko-toko online, harga banderolnya adalah US$ 85.000 atau sekitar Rp 1 M (dengan kurs 14.000).
2. Konyaku Penerjemah
Kesulitan berkomunikasi dengan manusia dari negara lain, atau dengan binatang, atau bahkan dengan makhluk luar angkasa (alien)? Solusi Doraemon mudah saja, lemparkan konyaku penerjemah ke dalam mulut mereka, maka mereka akan bercakap-cakap menggunakan bahasa yang sama dengan kita.
Walau tidak sama persis, di dunia nyata sekarang sudah tersedia beberapa aplikasi penerjemah yang bisa diakses online, misalnya Google Translate, WordLens dan Bing Translator.
Dengan mengaktifkan fitur suara pada gadget kita, maka kita seolah-olah mampu bercakap-cakap menggunakan berbagai bahasa. Kemudahan ini membuat beberapa orang penyuka traveling kemudian membekali diri mereka dengan aplikasi penerjemah, bila bertemu dengan penduduk sekitar yang berbahasa berbeda, tinggal cari padanan katanya di translator, lalu perdengarkan lewat speaker gadget.
3. Mantel Tembus Pandang
Nobita yang lemah, sering menjadi korban bullying teman-teman mainnya. Untuk menghindari bertemu dengan mereka, mantel tembus pandang adalah solusinya. Mantel berwarna putih pemberian Doraemon tersebut dapat membuat siapa atau apa saja yang diletakkan di bawah mantel akan menjadi tak terlihat (invisible). Dengan itu Nobita dapat bermain tanpa takut terlihat oleh teman-temannya.
Di dunia nyata, teknologi mantel tembus pandang dibuat dengan cara menampilkan transmisi gambar real time secara retro reflektif, yang akan menampilkan gambar belakang pemakainya, memberikan ilusi seolah tembus pandang. Teknologi ini tidak hanya digunakan untuk mantel atau pakaian saja, tapi juga digunakan untuk bangunan. Gedung pencakar langit Tower Infinity di Seoul, Korea Selatan, direncanakan menggunakan teknologi ini dalam desain bangunannya. Dibangun dekat dengan bandara Incheon, nantinya Tower Infinity bisa diatur tingkat ketembus-pandangannya hingga 100%.
4. Mesin Pelihat Mimpi
Nobita yang pemalas, tentu saja gemar sekali tidur. Kebiasaan itu sering membuat Doraemon kesal, hingga mengeluarkan sebuah mesin pelihat mimpi dari kantung ajaibnya. Dengan mesin itu Doraemon dapat melihat mimpi Nobita dan ‘mengerjai’ mimpi tersebut.
Dalam dunia nyata, sebuah perangkat dari perusahaan Silicon Valley, NeuroSky, memiliki fungsi yang mirip dengan mesin Doraemon (mampu ‘melihat’ mimpi). Berbentuk ikat kepala, perangkat tersebut dapat mengukur gelombang otak, guna mengetahui seberapa keras pemakainya berkonsentrasi, lalu memperlihatkan hasilnya dengan menunjukkan frekuensi sinar beta dan gamma pada layar.
Walau masih berupa frekuensi sinar beta dan gamma, Dr. Jack Gallant seorang profesor dari Helen Wills Neuroscience Institute menjelaskan bahwa, “Hasil penelitian kami menunjukkan bahwa tak lama lagi teknologi akan memungkinkan kita untuk dapat merekonstruksi gambar pengalaman visual seseorang dari pengukuran aktivitas otak saja. Bayangkanlah sebuah perangkat pembaca otak yang mampu menampilkan gambar pengalaman visual seseorang setiap saat, setiap waktu.”
5. Printer Pencetak 3 Dimensi
Nobita sering sekali iri dengan mainan-mainan yang dimiliki Suneo, sehingga Doraemon kemudian mengeluarkan printer pencetak 3 dimensi yang dapat membuatkan mainan untuk Nobita. Apabila ada gambar mainan yang diinginkan, masukkan saja ke dalam printer, lalu printer akan mengeluarkan mainannya dalam bentuk yang utuh (bukan selembar 2D).
Printer seperti milik Doraemon itu saat ini sudah cukup banyak yang dibuat. Cukup menyediakan gambar 3D yang diinginkan, maka printer dapat mencetaknya dengan cara menyusun lapisan demi lapisan bahan cetak print-nya, sehingga menjadi bentuk yang utuh. Hebatnya lagi, beberapa jenis printer 3D dapat mencetak menggunakan ‘tinta’ berbahan karet, plastik, kertas, bahkan logam. Teknologi ini sekarang sedang dikembangkan untuk membangun rumah dan bangunan lebih cepat dari sebelumnya.
Demikianlah kecanggihan teknologi, apa yang dulu hanya dapat dibayangkan dalam lintasan imajinasi atau fantasi berupa komik, kini satu per satu dapat diwujudkan jadi nyata. Bila ada peralatan Doraemon yang ingin kamu miliki, namun saat ini belum tercipta, mulailah menabung dari sekarang. Bukan tak mungkin 10 atau 20 tahun mendatang, alat itu sudah dijual bebas hingga kamu dapat membelinya.
Komentar
Posting Komentar